SMP KATOLIK HARAPAN SLAHUNG PONOROGO

selamat hari natal

selamat hari natal

INFORMASI

Minggu, 19 April 2009

profil sekolah smpk harapan

smpk harapan slahung

Agama Katolik dikenal di Stasi Slahung dimulai dari desa Caluk. Misi pertama dibawa oleh Bp. Martowardoyo, pejabat penilik sekolah di Balong. Pada tahun 1955 beliau bertemu dengan Bp. Dul Djalal, yang saat itu bekerja sebagai guru sekolah rakyat yang kelak menjadi seorang simpatisan tetap.

Pada tahun 1962, bencana Hongerudim (HO) melanda Slahung dan sekitarnya. Rm. Paul Jansen, CM dari Madiun tergerak mengirimkan bahan makanan, obat-obatan lewat para mahasiswa Akademi Kateketik Indonesia (AKI, kini STKIP Widya Yuwana, Madiun) yang diterjunkan langsung ke masyarakat. Keadaan yang paling parah terkena bencana Hongerudim berurutan ialah desa Wates, Tugurejo, Caluk, Sanepo dan sebagian desa Gemaharjo, Pacitan.

Banyak anak yatim-piatu yang dibawa ke Madiun oleh Rm. Paul Jansen, CM. Mereka dimasukkan di asraman anak yatim untuk mendapatkan perawatan. Mulai saat itu ada simpatisan agama Katolik dan seterusnya ada pelajaran agama dan baptisan. Pada baptisan yang pertama kali terdapat 12 orang, mereka antara lain adalah: Bp. Thomas Dul Djalal beserta ibu, Bp. Suroto sekeluarga (pendatang dari Ambarawa, Jawa Tengah). Katekisnya saat itu adalah Bp. FX. Djumadi dan teman-temannya.

Waktu terus berjalan hingga sampai pada tahun 1965, tepatnya saat peristiwa G 30 S / PKI meletus. Peristiwa ini merupakan sejarah yang paling penting untuk perkembangan Umat Katolik di Stasi Slahung.

Berturut-turut selanjutnya beberapa nama orang yang dipermandikan ialah Bp. Sugiyono, Bp. Djemiran, Bp. Mardjono dan lain-lain. Ketika itu, Rm. Paul Jansen digantikan oleh Rm. Carlo del Gobbo, CM, Rm. John Tondowidjojo, CM, Rm. Cho dan Rm. Silvano Ponticelli, CM.

Tiba saatnya pergolakan politik mulai reda, maka perkembangan umat Katolik di Stasi Slahung sungguh telah menampakkan buahnya. Di Stasi Slahung sudah mulai muncul tokoh-tokoh, ialah para baptisan awal yang berani bersaksi, mengajar, membina serta membimbing para simpatisan lainnya, sehingga di tahun 1969 terdapat 37 baptisan baru.

Tahun 1970, SMPK Harapan, Slahung diserahkan pengelolaannya kepada Gereja Katolik. Hal ini lebih membawa kekompakan serta semangat seluruh umat Katolik di Slahung. Dengan modal pemberian Rp. 500.000,- dari Rm. Ponticelli, CM beserta seluruh umat berusaha membangun gedung sekolah. Hasilnya ialah ruangan yang bisa digunakan sebagai ruang kelas dan sekaligus kapel. Dengan demikian berdirilah pusat kegiatan dan pusat peribadatan bagi warga Stasi Slahung. Pada tahun 1977 gedung Gereja yang terpisah dengan sekolah selesai dibangun. Gereja yang masih digunakan hingga sekarang, diresmikan oleh Bapa Uskup Mgr. Yohanes Kloster, CM dan Bapa Uskup Malang, Mgr. FX. Hadi Sumarto, O. Carm pada tanggal 6 Juni 1978. Cuplikan catatan kecil di bawah ini menunjukkan perkembangan Stasi Slahung yang terus menerus terjadi:

- tahun 1969, jumlah baptisan 37 orang

- tahun 1970-1980, jumlah baptisan 170 orang

- tahun 1980-sekarang 640 orang

Dengan demikian, jumlah seluruh umat Stasi Slahung yang ada saat itu, 811 orang atau terdapat 178 kepala keluarga.

Stasi Slahung terdiri dari 16 lingkungan yaitu:

0. Lingkungan Slahung, diketuai Bp. Sugiyanto, jumlah umatnya 56 orang

  1. Lingkungan Jatilinguk, diketuai Bp. FX. Suroyo, jumlah umatnya 132 orang
  2. Lingkungan Alang-Alangan, diketuai Bp. MM. Istini, jumlah umatnya 64 orang
  3. Lingkungan Prambatan, diketuai Bp. St. Sarno, jumlah umatnya 173 orang
  4. Lingkungan Pamongan, diketuai Bp. Ign. Yoniran, jumlah umatnya 14 orang
  5. Lingkungan Cumpleng, diketuai Bp. St. Tukimin, jumlah umatnya 45 orang
  6. Lingkungan Gupit, diketuai Bp. G. Paiman, jumlah umatnya 62 orang
  7. Lingkungan Ngepung, diketuai, Bp. Y. Sugiyono, jumlah umatnya 27 orang
  8. Lingkungan Salak, diketuai, Bp. Y. Paidjan, jumlah umatnya 65 orang
  9. Lingkungan Sambisongo, diketuai Bp. Y. Palgunadi, jumlah umatnya 28 orang
  10. Lingkungan Bukul, diketuai, Bp. Sumarno, jumlah umatnya 80 orang
  11. Lingkungan Ngendut, diketuai, Bp. V. Misdi, jumlah umatnya 20 orang
  12. Lingkungan Mrayan, diketuai, Bp. G. Latip Setiono, jumlah umatnya 2 orang
  13. Lingkungan Mojopitu, diketuai Bp. A. Nyadi, jumlah umatnya 17 orang
  14. Lingkungan Ngrayun, diketuai Bp. Y. Kampono, jumlah umatnya 22 orang
  15. Lingkungan Ngumpul, diketuai Bp. FX. Harda, jumlah umatnya 14 orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar